Salah satu hal yang paling didambakan orang dalam
hidup ini adalah tubuh yang sehat secara
jasmani maupun rohani. Karena dengan tubuh yang sehat apapun yang kita lakukan
akan terasa nikmat. Banyak orang baru merasakan nikmatnya sehat ketika
mengalami sakit. Di lingkungan ibu saya tinggal, banyak sekali orang-orang
sepuh (lanjut usia) yang masih sehat termasuk ibu saya. Hal Ini juga yang
sering menjadi bahan pertanyaan ketika
sanak saudara bertemu dengan beliau. Apa sih resepnya kok sampai usia lanjut emak
masih sehat bugar dan bisa beraktivitas?
Emak saya ini adalah seorang ibu yang telah
melahirkan 10 anak, dan juga mengasuh 4 anak angkat. Membesarkan 14 anak tanpa
dibantu oleh seorang pengasuh, semua kegiatan rumah tangga termasuk mengasuh
anak dilakukan sendiri. Namun alhamdulillah
di usia yang hampir satu abad, kurang lebih 97 tahun, beliau masih segar bugar
dan dapat melakukan aktivitas tanpa kendala apapun. Beliau tidak punya penyakit
yang serius, semua indera masih berfungsi baik
kalaupun sakit biasanya karena kecapaian saja. Ternyata rahasianya
adalah:
1. Mengingat
hal-hal yang menyenangkan hati.
Membuang hal-hal buruk yang tidak menyenangkan hati
apapun itu, misalnya: penyakit hati
(iri, dengki, takabur dan dendam). Selalu berprasangka baik terhadap apapun
yang emak hadapi. Sehingga hati menjadi damai, energi positif akan selalu mak
rasakan.
2.
Obah
(bergeraklah)
artinya jangan bermalas-malasan.
Semua kegiatan dalam rumah tangga
menuntut emak untuk banyak bergerak.
Tanpa harus mengkhususkan waktu untuk berolahraga pun sebetulnya kegiatan
mengurus keluarga itu sudah banyak menyalurkan energi. Apabila pergi ke tempat-tempat
yang dekat biasakanlah berjalan kaki.
3. Tidak
banyak gaya atau tidak terlalu berambisi.
Hidup ini selalu berubah ikuti alurnya dengan sikap lurus dan
bersahaja. Tidak perlu sikut sana sikut sini untuk mencapai suatu tujuan. Untuk
menjadi mulia tidak perlu membuat orang lain celaka. Prinsip hidupnya maju bersama
akan lebih bahagia.
4. Makan
sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.
Ini adalah filosofi para orang tua
dahulu bahwa hidup itu jangan berlebihan
yang bersahaja saja, sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Sebaiknya makan
jangan menunggu lapar karena akan menyebabkan nafsu makan emak berlebihan. Berhenti
makan sebelum kenyang agar perut tidak terasa begah, masih ada sisa ruangan
untuk udara didalam perut, makan makanan yang tidak terlalu panas dan tidak
terlalu dingin. Sarapan pagi hanya umbi-umbian
yang di rebus, dan minum teh
manis cukup satu kali dalam satu hari. Pola makan sederhana itu ternyata
menyehatkan. Terbukti dengan emak saya
ini, padahal beliau tidak tahu tentang apa itu ilmu gizi atau pola hidup yang
sehat itu seperti apa, karena ibu saya bukan orang yang berpendidikan formal
bahkan tidak pernah sekolah. Beliau hanya mengenal angka dan senang menghapal
atau mengingat saja. Sehingga cucu,
cicit yang hampir seratus orang pun hapal namanya.
5. Memilih
bahan makanan yang alami.
Karena emak ini orang desa maka
menurut beliau, makanan yang sehat adalah yang berasal dari alam. Hampir semua
sayuran ditanam sendiri di sekitar rumah. Pupuknya juga alami dari pupuk
kandang atau air bilasan beras. Untuk jenis sayuran yang berbuah agar buahnya
banyak biasanya disiram dengan rendaman kulit bawang. Misal: terong, cabe,
paria, kacang-kacangan, dan sebagainya. Kemudian untuk pengganti pestisida
membuat ramuan sendiri yaitu dare jahe yang ditumbuk kemudian diambil airnya
lalu untuk disemprotkan pada tanaman yang terkena hama.
6. Cara
memasak makanan.
Dalam memasak makanan hampir tidak
pernah di tumis menggunakan minyak, agar rasanya tetap sedap semua jenis bumbu
sebelum digunakan disangrai terlebih dahulu. Menggoreng telur cukup disangan dengan
diberi alas daun pisang, dan dalam mengolah ayam menjadi masakan terlebih dulu
dipanggang agar lemaknya berkurang.
Itulah beberapa hal sederhana yang
mungkin bermanfaat bagi generasi sekarang yang sering mengutamakan pola hidup
praktis, tanpa menghiraukan dampak jangka panjangnya termasuk dalam memilih
makanan .
Selamat mencoba!
Endaryati
Ibu Rumah Tangga
0 komentar:
Posting Komentar